"/> SEJARAH KERAJAAN SURABAYA #2 - SURABAYA INSIDE

SEJARAH KERAJAAN SURABAYA #2 - SURABAYA INSIDE

Ditulis oleh: -

Melacak Petilasan Kerajaan Majapahit Di SURABAYA

Kendati hari jadi Surabaya dikaitkan dengan Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit tahun 1293, di Surabaya ini boleh dikatakan tidak ada peninggalan purbakala masa Majapahit. Biasanya, orang beranggapan bahwa peninggalan purbakala kerajaan terbesar di Nusantara itu berupa artefak-artefak, batu bersurat, prasasti, dan candi yang dipengaruhi agama Hindu dan Budha. Sedangkan yang bercorak Islam, adalah akhir masa kejayaan Majapahit.
 Memang, apabila diamati pengaruh Majapahit di Surabaya, mungkin tidak banyak bercerita tentang kepurbakalaan. Setelah dilakukan pelacakan, ternyata di Surabaya sama sekali tidak ditemukan candi dan batu-batu bersurat yang biasa disebut prasasti.
            Dalam buku Negara Kertagama dan kitab Pararaton, dinyatakan pembangunan candi bertalian erat dengan peristiwa wafatnya seorang raja. Sebuah candi didirikan sebagai tempat untuk mengabdikan dharma dan memuliakan roh yang telah bersatu dengan dewa penitisnya.
            Dua pakar arkeologi, Prof.DR.R.Soekomono dan DR.Inajati Adrisijanti Romli dalam buku 700 Tahun Majapahit, mengulas tentang peninggalan purbakala masa Majapahit. Pada umumnya candi-candi itu berdiri di dataran tinggi. Di antara candi yang masih dapat dilihat hingga sekarang, misalnya: Candi Jawi, Candi Sawentar, Candi Penataran dan beberapa candi lainnya.
            Surabaya yang merupakan penjelmaan dari Hujung Galuh, dalam sejarah Majapahit memang hanya sebagai sebuah pelabuhan. Tempat berlabuh kapal antarpulau, maupun sebagai pelabuhan samudera yang menghubungkan antarbenua. Tentunya bentuk pelabuhan masa lalu, tidak sama dengan sekarang, karena kapalnya hanya perahu dan kapal layar.

Makam dan Punden
            Walaupun tidak ada candi sebagai lambang peninggalan purbakala, di Surabaya terdapat peninggalan masa lalu berupa punden dan makam yang dikeramatkan. Selain itu ada satu tempat yang unik, yakni persemayaman Patung Joko Dolok di Jalan Taman Apsari Surabaya, berdekatan dengan gedung Balai Wartawan PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Jawa Timur. Dalam berbagai ungkapan, diceritakan, patung Joko Dolog ini bukan peninggalan Kerajaan Majopahit.
            Di tengah Kota Surabaya banyak komplek makam yang masih terawat hingga sekarang. Di antaranya makam Mbah Bungkul di Jalan Raya Darmo dan makam Sunan Ampel di komplek Masjid Ampel. Selain itu, makam Raden Kudo Kardono alias Pangeran Yudho Kardhono, makam Pangiran Lanang Dangiran alias Mbah Brondong, makam Oei Sam Hong alias Mbah Buyut Sambongan, makam Pangeran Pekik alias Mbah Pendem, makam Sawunggaling, makam Kiyai Sedho Masjid dan beberapa makam keramat lainnya yang terdapat di kampung-kampung di kota Surabaya.
            Selain itu juga ada tempat yang dikeramatkan berupa punden, di antaranya punden Joko Kuti dan Punden Kendangsari.

Pangeran Yudho Kardhono
            Makam Pangeran Yudho Kardhono terletak di Jalan Cempaka Surabaya. Sang pangeran adalah komandan perang kepercayaan raja Majapahit ke dua setelah Raden Wijaya, yakni: Raja Jayanegara yang memerintah tahun 1309-1328. Nama asli Pangeran Yudho Kardhono adalah Raden Kudo Kardono.
            Pada masa pemerintahan Jayanegara sering terjadi pemberontakan. Salah satu di antara pemberontakan itu terjadi di Surabaya yang dipimpin oleh Kuti. Untuk menghadapi pemberontakan Kuti itu, dikirim panglima perang bernama Kardono. Sebagai penghormatan ia mendapat gelar Raden Kudo Kardono. Ia terkenal sebagai panglima perang yang tangkas dan kuat dalam menanggulangi keamanan.
            Konon waktu itu, kawasan permukiman asli Surabaya, ada di wilayah sungai Kaliasin dekat sebuah taman bernama Tegalsari. Di daerah ini hingga sekarang ada kampung bernama Surabayan. Nah di sanalah Raden Kudo Kardono mendirikan markas pertahanannya. Saat meninggal dunia, ia dimakamkan tidak jauh dari markasnya.
            Makam Raden Yudo Kardono dipugar tahun 1950-an. Sebagai penghormatan kepada panglima perang ini, masyarakat setempat mengganti namanya menjadi Pangeran Yudho Kardhono. Nama ini sebagai terjemahan dari kata panglima sebagai Pangeran, perang disebut Yudho. Sehingga tepatlah namanya menjadi Pangeran Yudho Kardhono.
            Sebenarnya nama Kudo sudah merupakan gelar kehormatan di zaman Majapahit, maupun zaman Singosari. Seorang tokoh sering memperoleh gelar dengan nama hewan, seperti gajah untuk Gajahmada, ayam untuk Hayamwuruk, banyak (bebek) untuk Banyakwide, lembu untuk Lembupeteng dan sebagainya.

Pangiran Lanang Dangiran
            Makam Pangiran Lanang Dangiran yang juga disebut Mbah Brondong itu terletak di komplek pemakaman atau pasarean Botoputih Jalan Pegirian, Surabaya. Mbah Brondong ini dalam riwayatnya disebut masih keturunan Sunan Tawangalun alias Pangeran Kedawung dari Kerajaan Blambangan.
            Sahibul hikayat, sebelum sampai di Surabaya ia terdampar di Sedayu, Gresik. Sebelumnya ia hanyut di laut dan saat ditemukan di pantai badannya penuh dengan kerang atau diberondong oleh kerang. Ia berhasil diselamatkan oleh seorang yang bernama Kiyai Kendil Wesi.
            Kiyai Kendil Wesi bersama isterinya memberi nama anak laki-laki asing itu Brondong. Dari keluarga ini pulalah Brondong belajar agama Islam. Setelah dewasa, Brondong menikah dengan dengan puteri Ki Bimocili dari Panembahan Cirebon.
            Sampai tua, Brondong yang kemudian dipanggil sebagai Mbah Brondong menetap di Surabaya. Ia aktif mengaji dan sebagai guru mengaji di Masjid Ampel yang tidak jauh dari tempat tinggalnya di Pegirian. Mbah Brondong ini juga mendapat julukan sebagai Pangiran Lanang Dangiran, dimakamkan di komplek pemakaman Botoputih.

Pangeran Pekik
            Makam Pangeran Pekik alias Mbah Pendem terdepat di daerah Pakis, Surabaya. Konon sang pangeran adalah petualang dari Jogjakarta. Namun ada pula yang mengatakan masih dari keraton Majapahit. Peristiwa ini tidak jelas tahunnya. Cerita inipun merupakan cerita dari mulut ke mulut yang sudah menjadi “tutur tinular”.
            Dengan menunggang kuda bersama isterinya Nyi Wandansari, mereka bermaksud menuju Pulau Madura. Sebelum menyeberang ke Madura, mereka singgah di sebuah perkampungan di Surabaya. Mereka disambut warga setempat dengan penuh curiga. Warga kampung berniat membunuh orang asing itu. Rupanya gelagat warga itu diketahui oleh Pangeran Pekik. Dalam pikiran sang pengeran, daripada dibunuh lebih baik bunuh diri.
            Cara bunuh diri yang dilakukan Pangeran Pekik cukup unik. Ia memendam (mengubur) dirinya ke dalam tanah hidup-hidup. Saat ia dalam keadaan sekarat, suaranya terdengar “mengkas-mengkis “ (Bahasa Jawa, artinya: meringis). Akhirnya Pangeran Pekik dijuluki Mbah Pendem, sekarang daerah ini bernama Pakis yang diambil dari kata mengkas-mengkis. Tetapi ada yang menyebut kata Pakis itu berasal dari tanaman pakis, karena dulu di sekitar wilayah ini banyak tanaman pakis. Wallahualam!

Mbah Buyut Sambongan
            Nama asli Mbah Buyut Sambongan adalah Oei Sam Hong, seorang keturunan Cina yang diperkirakan hidup pada abad ke-19. Jadi bukan lagi pada zaman Majapahit. Sehari-hari ia dikenal sebagai saudagar kaya dengan sapaan Babah Samhong.
            Oei Sam Hong yang kaya ini memiliki tanah yang luas. Tanah itu disewakan kepada penduduk, sehingga menjadi sebuah kawasan permukiman. Kawasan permukiman ini disebut Samhong-an. Lama kelamaan sebutan itu berubah menjadi Sambongan. Sampai sekarang daerah Sambongan ini masih ada di Surabaya.
            Walaupun Oei Sam Hong seorang keturunan Cina yang kaya, ia mendapat simpati dari Bupati Surabaya, Adipati Cokronagoro. Setelah bersahabat dengan bupati, Oei Sam Hong masuk Islam. Sebagai penghormatan, ia memperoleh gelar: Mas Ngabehi Reksodiwiryo. Bahkan ia kemudian diangkat sebagai mantri pada kantor asisten wedana (kecamatan) di Kabupaten Surabaya.
            Karena pergaulannya dengan warga pribumi, anak keturunannyapun menyatu dengan warga asli Surabaya. Berkat jasanya mendirikan kawasan permukiman atau kampung Sambongan, iapun dijuluki sebagai Mbah Buyut Sambongan. Makamnya hingga sekarang masih terpelihara dengan baik di Gang Bey, Kedunganyar, Surabaya.
            Ada satu versi yang menghubungkan keberadaan makam Mas Ngabehi Reksodiwiryo dengan Sawunggaling. Konon, kabarnya yang dimakamkan di sana adalah Pangeran Sawunggaling, putera Adipati Jayengrono. Namun untuk melindungi makam itu agar tidak dirusak penjajah Belanda, maka disebutlah makam itu sebagai makam cina kaya yang dijuluki Mbah Buyut  Sambongan.
            Cerita di bawah ini lain lagi. Sebab, makam Sawunggaling itu yang benar terletak di kampung Lidah Wetan. Sawunggaling yang juga disebut Joko Berek itu mempunyai nama lengkap Raden Mas Ngabehi Sawunggaling Kulmasostronagoro.
Makam Sawunggaling di Lidah Wetan  hingga sekarang terawat dengan baik. Di komplek pemakaman itu terdapat empat makam lainnya.
            Pertama: makam ibunya Raden Ayu Siti Sangkrah. Kedua: makam neneknya Mbah Buyut Suruh. Ketiga: makam kakeknya bernama Raden Karyosentono. Yang keempat: makam Raden Ayu Pandansari.
Kisah tentang Pandansari ini beragam. Ada yang mengatakan ia adalah peri atau makhluk halus jadi-jadian yang selalu menyertai kemanapun Sawunggaling bepergian. Konon ia adalah lelembut, puteri kesayangan Raja Jin yang menguasai hutan di wilayah Lidah, Wiyung dan sekitarnya.
Ada pula yang menyatakan wanita cantik itu adalah isteri Sawunggaling. Namun sebagian kisah meyakini, Sawunggaling tidak pernah kawin dan membujang sampai wafat. (Baca: Sawunggaling Tokoh Legendaris)

Punden Joko Kuti
            Punden Joko Kuti yang terdapat di Kutisari, Rungkut itu disebut pula merupakan bagian dari cikal-bakal Surabaya di zaman Majapahit. Di sini konon dimakamkan sepasangan suami isteri, Joko Kuti dengan Siti Karomah.
            Saat pertamakali membangun permukiman yang kemudian bernama Kutisari itu, Joko Kuti bersama isterinya sering mendapat gangguan dari wanita jadi-jadian bernama Sri Sundoro yang mempunyai “pasukan hantu”.
            Dalam adu kesaktian dengan Joko Kuti, akhirnya Sri Sundoro yang berubah menjadi babi atau celeng tewas. Tempat itu kemudian diberi nama Celeng Srenggi. Sedangkan tempat pemakaman massal “pasukan hantu” disebut Kramat Complong.

Punden Kendangsari
            Punden Kendangsari juga terdapat di daerah Rungkut. Di sini konon dimakamkan pendiri kampung Kendangsari, bernama: Raden Endang Kamulyaan. Ia adalah puteri Adipati Jayengrono yang sudah memeluk agama Islam. Di tempat ini ia mengajar mengaji. Sebagai ustadzah ia dipanggil Nyai Zamila.
            Dulu dekat punden itu ada sebuah sumur yang disebut Sumur Sanga, karena sumur itu mempunyai sembilan mata air. Warga setempat pernah mengeramatkan sumur itu dan menganggap nilainya sama dengan sumur Zamzam di Makkah. Melihat ulah sebagian penduduk itu sudah mengarah kepada tahayul dan syirik, akhirnya kebiasaan penduduk itu berhasil dicegah.

Indahnya Surabaya Tahun 1700

Bagaimana suasana Surabaya di masa kerajaan? Antara abad 18 sampai 19, atau antara tahun 1700 sampai sebelum 1900? Pasti sangat eksotis. Di catatan ini saya akan mengajak anda membayangkan indahnya kota kerajaan yang dijuluki Belanda, Amsterdam from the east. Kembaran Amsterdam dari timur.

Saya hanya ingin memamerkan betapa kota ini sejak pertama dibangun ditata dengan perencanaan yang matang. Tidak ditata oleh Belanda. Namun oleh keraifan lokal orang-orang besar Surabaya.

Kota ini dibangun tapi tidak sekadar memburu estetika, Namun mempetimbangkan spirit energi alam. Keseimbangan antara kekuatan pertahanan, aktivitas dagang, dan spiritualisme Jawa pesisiran.

Awal abad 17, seorang petualang Belanda, Artus Gijsels, ketika tiba di Surabaya sempat mencatatkan kekagumanya. Saya mengutip dicatatannya di Buku Belanda berjudul Figur Tokoh Sejarah Belanda, Arfus Gijsels, Expeditie Soerabaia naar Passoeroean bij 1706 (ekspedisi Surabaya ke Pasuruan pada 1706:

Catatannya dalam bahasa Belanda kuno. Namun jika disadur dalam bahasa Indonesia artinya: “Surabaya telah diatur dengan baik sekali. Pertahannya kuat, kota ini pasti tidak dapat ditembus karena ada dua tembok pengaman kerajaan.

Yaitu di tepi kerajaan dan yang mengitari kraton. Kotanya indah dan tertib, kehidupan penduduknya dinamis. Maskipun Surabaya sedang berperang –dengan Mataram-, namun keadaan Surabaya tampak seperti biasa. Hanya keadaan di kota, banyak wanita ketimbang pria” tulisnya.

Sisa kekaguman itu masih bisa dirasakan saat ini. sisa kerajaan itu masih ada. saya akan membahas poros kota kerajaan Surabaya dalam catatan mendatang. Namun kali ini saya akan menyinggung tentang berpusat Surabaya yang berpusat di Kraton. Kampung Kraton yang kini diapit Jl Kramatgantung dan Jl Pahlawan. Disinilah sumbu cosmos spritual utara selatan dibangun. dengan penanda alun-alun yang sekarang menjadi kantor Bnak Indonesia.

Permukiman para punggawa kraton alias ‘perumahan pejabat’ berada di barat kraton, karena sisi barat sebagai simbol spiritual. sekarang ini carilah Kampung Tumenggungan dan Maspati. pasti ada di sisi barat Jl Bubutan. Disinilah dulu tempat tinggal Tumenggung dan Patih untuk urusan kerajaan.

Mari kita berjalan lebih ke barat dari sentra kraton. Disini terdapat kampung Bubutan. Peta lawas 1825 sudah temukan, ejaanya adalah Butotan. Ini artinya pintu gerbang menuju kraton dari barat.

Di tenggara ditemukan Jl Baliwerti, yang saat itu bagian dari benteng dalam keraton. Baliwerti adalah bahasa Portugis, Baluarte, artinya benteng kuat. Selain benteng kota, juga ada tembok kuat memagari kraton.

Di selatannya ada Kampung Kranggan yang menjadi permukiman para rangga, pembuat keris dan sastrawan sebagai simbol spiritual.

Di utaranya sekarang ada Jl Pawiyatan (pengajaran), inilah pondok pesantren masa kerajaan Surabaya.

Dua kampung lama yang ada dalam peta lawas 1900, sekarang hilang. Yaitu Ngabla (juru bicara kerajaan) dan Penayatan (anggota dewan pengurus kerajaan).

Di bagian selatan Kraton ada kampung Praban sebagai permukiman Prabu. Selatan Praban atau di barat Jl Tunjungan masih ditemukan kampung Ketandan, abad lampau masih bernama Ketandang atau Prang Tandang. Disinilah barak para prajurit kerajaan tinggal.

Tempatnya yang di selatan bersinggungan dengan spritual simbol kekeluargaan. Taman kota juga berada di selatan alun-alun kidul. Taman yang dipenuhi bunga teratai putih itu kemudian dijadikan penandana nama Tunjungan (teratai putih).


***
Jika di barat, ada pintu kerajaan yang bernama Butotan, di timur ada Lawang Seketeng. Ingin tahu dimana kampung itu sekarang. tepatnya di bagian utara Peneleh. Lawang Seketeng artinya pintu yang menghubungkan kraton sebagai ‘jantung’ dengan timur sebagai simbol keduniaan dan pekerja.

Saya mengajak Anda menyusuri kampung-kampung di luar tembok kraton bagian timur. Sesuai dengan simbolisasi energinya, kawasan ini diperuntukkan sebagai sentra aktifitas perdagangan kawulo alit, nama kampung menujukkan profesi penghuninya. Beberapa kampung ejaannya berubah. Namun saya berpedoman pada ejaan di peta lawas dua abad silam.

Di timur Kalimas ada Pandean (tempat pande besi), Plampitan (tempat pembuat tikar) karena lampit artinya tikar. Peneleh adalah bozem atau waduk air untuk pematusan kerajaan. Pengopohan -bagian barat Undaan- artinya tanah liat merah, diperkirakan disini tempat pembuatan gerabah.

Pecindilan abad lampau bernama Cinde yang artinya motif kembang pada batik. Disinilah kampung pembantik motif cinde itu. Ngaglik awalnya bernama Agel, tali jerami. Tempat pengerajin tali.

Di selatannya ada Ketabang, dulu Ketabagan (menganyam gedek), Jagalan (pemotongan sapi), Ondomohen, dulu tertulis Gemohen, artinya kerajinan tangan ringan. Gubeng (-pembuat- kain pengikat kepala), Tarukan dari kata Taros atau Tari, jenis kesenian Jawa abad pertengahan. Ini diyakini kampung seniman tari.

Di benteng kerajaan paling selatan ada Keputran, tempat bermain putra-putri raja. Lokasinya dihubungkan Kalimas dengan kraton. Disini juga sempat ada kampung Sidi Keputran yang artinya guru putra-putri raja.

Gubernur Jenderal Hindia Belanda, van Imhoff, yang datang ke Surabaya pada April 1746 menuliskan kekagumannya pada kerajaan yang selama ini hanya dengar karena cerita ketangguhannya. Begini catatan sang gubernur jendral itu dalam memoarnya:

"Saya melihat ketertiban dan keindahaan Kerajaan Surabaya. Hari pertama saya gunakan berkeliling di Jalanan sekitar Keputran, dan berperahu menyusuri Kalimas yang membelah kerajaan hingga di hilir,” kesannya.



Embong Malang (kiri) Jl Tunjungan (kanan) Tahun 1880



Sekarang pohon cemara itu menjadi tugu Pahlawan. tahun 1911 masih jd alun alun sebaris dengan tanah jang jadi gedung BI. jalan ini namanya Aloon-Aloon Straat. Viaduc rel KA dibangun 1921

23komentar:

  1. Assalamualaikum Bp. Andung
    apakah saya bisa bertemu Bp.Andung, untuk bantuannya sebagai narasumber tentang kraton surabaya, bagaiamana saya bisa menghubungi Bp. Andung. Terima kasih.

    BalasHapus
  2. The casino is another popular sport for coins our people. The same goes for casinos in the boxing ring. Discover the boxing techniques you should know. How to seize millions from boxing? To get a bonus at a casino or online sports betting, you have to listen what is turnover. How realize you relation your turnover? The forgive encourage you should get just know. https://918kiss2020.com/tag/coins/

    BalasHapus
  3. In basic terms, arbitrary snaps and good karma are good karma, misfortune is really awful. Be that as it may, since the spaces offer more 918kiss demo id rewards than we make, this venture is well justified, despite all the trouble. https://evelynrlamont.hatenablog.com/

    BalasHapus
  4. Now, what after 918kiss download apk that spins quickly until sometimes we environment weary and have difficult conduct yourself every day, and of course we have to relax. https://junecboydblr.tumblr.com/

    BalasHapus
  5. There are also online lottery mega888 game services for players who like to guess and analyze numbers to gamble with fun. The lottery at MEGA 888 provides services such as Malay lottery, Laos lottery, Hanoi lottery. https://sites.google.com/view/mega888-test-id/

    BalasHapus
  6. What's in the lucky winner list? It seems like an unusual question, because people assume that the lottery is
    jimdo+free all about luck and chance. But in fact, you can play the lottery with your mind - but it takes some work!
    https://luckywinnerlist.jimdofree.com/

    BalasHapus
  7. once a company website these businesses are nimble to give customers subsequently up to date guidance in the region of specific products or services. Digital publicity companies can
    read this article as a consequence support gone search engine optimization (SEO). This is important as it helps ensure that potential customers are skilled to find your company later they conduct a search for distinct products or services.

    BalasHapus
  8. Anchortext is check it out imperative investigating click for source serp advancement, since Google click this and other web crawlers use anchor text to choose exactly what is the issue here. This is the reason connects her or his anchor text is "click here" will not be as useful because of the reality those that have straightforwardly appropriate anchor text. Website design enhancement Spyglass will give you the entirety of this data about your rivals and the sky is the limit from there. In this manner you'll click over here now grasp explicitly what to do to interface and furthermore outclass your present web rivals.

    BalasHapus
  9. An SEO agency that is up to date similar to your bay of upheaval can be useful for many reasons. For instance, a provider that matches the said profile may offer you considering critical sharpness upon your competitors, may reduction you towards proven keyword strategies, or may support you locate standard associate argument look at partners more quickly. However, you will craving to create distinct that the SEO solution presented to you can be customized to accommodate the individual characteristics of your business. this website

    BalasHapus
  10. The painters use paint to create tone, mood, and business message, as an aspect of the company or entrepreneurial branding. The professional painters working for such an established company are familiar with the flat, satin, gloss and high gloss finishes used to create a desired pattern or single toned even appearance. official statement

    BalasHapus
  11. Dental health is absolutely essential in order to maintain overall health. Individuals with various health conditions should make efforts to maintain proper dental navigate to this site

    BalasHapus
  12. Paint a lot much less scratch evacuation could also be accomplished instantly, often in unequivocally beneath quite a few hours or a lot much less. Moreover it is utterly aggressive. Paint a lot much less imprint evacuation is the place gauges are kneaded out take Home Linkadvantage of reflective origins, poles and utterly totally different extraordinary gadgets.

    BalasHapus
  13. Many people new to the game Matka have learned how easy it is to play online, even if they have no experience of playing online games or using a computer. Many game developers have made their games so simple that you just have to click to play. There are many more challenging games you can make when you're ready, so rest assured that as your online gaming skills grow, you can always play something more challenging for yourself.

    BalasHapus
  14. ER transcription outsourcing to a reliable service provider ensures accurate documentation in custom turnaround neurology billing services time. An experienced medical transcription company would have a trained, expert team on the job. They can deliver the error-free transcripts in the desired format within the specified time period.

    BalasHapus
  15. simply arrive at the people who intentionally set off to obtain them. Success is abstract and regularly tied straightforwardly to the people vision of their ideal way of navigate to this website life.

    BalasHapus
  16. Our facial skin requires steady profound purifying, saturating, sustaining and tonic. Such outcomes of wellnesspitch can not be acquired, restricted to creams, froths, gels and serums for the face.

    BalasHapus
  17. Nonetheless, observing the dependable source is anything but something simple. Presently, we will speak more with regards Insimwetrust to it underneath.

    BalasHapus
  18. It will be shrewd for mentors to foster these abilities early and furthermore for players to continue to work on themselves effessempire in these abilities despite the fact that they could feel that they are sufficient as of now.

    BalasHapus
  19. Children can be erratic, and you should Iandjideations contemplate your "plan B" in the event that the ring carrier is having a tantrum, or the bloom young lady is sulking and having an implosion, simply give your all to accept circumstances for what they are.

    BalasHapus
  20. any than 484 duplicates of game bound I and J Ideations for discharge.

    BalasHapus
  21. Remember the goldmine of data that you can get from social and expert systems administration locales. You can ordinarily look for somebody by name, and afterward view their profile, in the event that they have decided to unveil the profile. What you can find through these read this relies upon what somebody has decided to share.

    BalasHapus
  22. Have you wondered, what exactly is it that could layer your chances of getting a client on board?Here linked here
    are top 6 quick and Proven ways that every creative agency could incorporate to acquire reach out to your potential clients:1. Is every client essentially the same

    BalasHapus
  23. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus